PENGEMBANGAN KEMAMPUAN MATEMATIS PADA AUD


Bentuk Pengembangan Kegiatan Pengembangan Kemampuan Matematis Pada Anak Usia Dini

Guru seringkali mengalami dilema dalam mengembangkan kemampuan calistung (baca, tulis dan berhitung). Ada anggapan bahwa pembelajaran Calistung di PAUD tidak boleh diajarkan kepada anak didik. Anggapan ini sepertinya perlu dikaji ulang, karena beberapa teori perkembangan anak mengemukakan bahwa sebetulnya sah-sah saja jika anak usia dini diberikan stimulus agar perkembangan kemampuan calistungnya berkembang dengan baik.

Perlu dipahami bahwa pembelajaran khususnya berhitung, dapat dilakukan melalui permainan, karena permainan dapat menumbuhkan rasa senang pada diri anak. Anak akan sukarela mengikuti kegiatan tanpa ada tekanan. Dengan kebebasan bermain, anak akan mudah mengembangkan kemampuannya tersebut.

Berikut ini beberapa alternatif kegiatan yang dapat dilakukan guru untuk mengembangkan kemampuan matematis pada anak usia dini khususnya usia 4-6 tahun:
a.       Penemuan pola
Penemuan pola merupakan bentuk stimulasi untuk komponen pemolaan, penemuan fitur benda berdasarkan observasi serta kemampuan kategorisasi. Bentuk kegiatan ini dapat dilakukan melalui kompetisi permainan yang dapat merangsang anak untuk mengembangkan kemampuan lain seperti bahasa, fisik motorik dan sosial emosional. Berikut ini contoh kegiatan pengembangan penemuan pola di TK:
1)      Mencocokkan pola kontras
Pada anak usia 4-6 tahun, pola dapat lebih rumit dengan menyajikan 2 fitur pada 1 gambar, 1 fitur pada 4-5 gambar atau menunjukkan kontrol yang lebih minim. Pola kontras untuk anak usia 4-6 tahun dapat dibuat lebih dari 2 fitur dengan jumlah gambar lebih dari 5 pasang. Pada anak TK B, pola dapat dibuat lebih konstruktif, baik dalam bentuk melengkapi maupun membandingkan.
2)      Memasang pola konstruksi
Memasangkan pola konstruksi merupakan kegiatan memasangkan unsur pola sehingga membentuk pola yang lengkap. Pola yang muncul adalah pola visual. Tujuan kegiatan ini adalah merangsang kepekaan anak terhadap pola dan unsur-unsurnya. Latihan menemukan pola konstruksi disajikan dengan target, anak mampu melengkapi pola utuh.
b.      Penguatan pengertian bilangan
Kegiatan penguatan bilangan bertujuan untuk merangsang kemampuan numerik yaitu simbol angka, konsep pembilangan, penjumlahan, pengurangan. Cara yang digunakan meliputi bercerita dengan media angka, permainan angka, permainan hitungan, menyanyi dan teka teki angka-jumlah.
1)      Bercerita dengan media angka
Bercerita dengan media angka merupakan kegiatan bercerita dengan menggunakan angka-angka sebagai tokoh cerita. Tujuan kegiatan ini adalah untuk merangsang kesenangan anak terhadap angka dan mengembangkan kemampuan melakukan korespondensi simbol dan angka. Guru dapat menggunakan boneka tangan, boneka dengan pakaian bertulis angka dan boneka gagang. Pada anak TK kelompok A, tokoh dapat ditambah angka lain dan pada kelompok B, simbol angka dapat diganti dengan simbol lain seperti – (kurang), + (tambah) dan = (sama dengan).
2)      Permainan angka
Tujuan permainan angka adalah merangsang kesenangan anak terhadap angka dan merangsang kemampuan mengidentifikasi jumlah dan simbolnya. Pada anak usia TK kelompok A, permainan angka bisa dilakukan dengan kartu angka dan gambar. Satu sisi berisi sejumlah gambar dan satu sisi bertuliskan angka. Anak menghitung jumlah gambar pada kartu. Jika hitungannya benar, anak membalik kartu, sehingga terlihat angka. Sementara pada anak usia TK kelompok B, kartu huruf dikembangkan bentuknya ke kartu angka-huruf, satu sisi bertulis angka dan satu sisi bertulis huruf. Anak mula-mula membaca membaca angka dan bila benar, anak boleh membaca hurufnya.
3)      Permainan hitung
Tujuan permainan hitung adalah merangsang kemampuan mebilang pada anak. Kegiatan dapat menggunakan berbagai macam benda, seperti daun, balok, koin, gambar dan krayon. Kegiatan ini juga merangsang anak senang menghitung dan memahami jumlah.
4)      Menyanyi angka
Menyanyi angka bertujuan merangsang kepekaan anak terhadap angka. Menyanyi dapat dipilih sebagai cara mengenalkan nama angka, seperti dengan lagu-lagu “Satu-Satu”. Kegiatan menyanyi ini menjadi lebih bermakna ketika anak dapat langsung menhubungkan nyanyian dengan simbol angka.
5)      Teka teki angka dan jumlah
Tujuan kegiatan ini adalah merangsang kepekaan anak terhadap simbol angka. Permainan teka-teki merupakan salah satu permainan yang disukai anak-anak jika anak sudah memiliki bekal terlebih dahulu. Teka-teki pada dasarnya adalah bermain tebak-tebakan.
c.       Pemahaman ukuran
Pemahaman akan ukuran dapat dibuat dengan permainan membandingkan langsung, perkiraan atau tebakan dan praktik mengukur/menimbang. Ukuran meliputi besar-kecil, tinggi-rendah, berat-ringan, panjang-pendek dan lebar-sempit. Kegiatan ini dilakukan dengan membandingkan dua benda secara langsung.
Membandingkan langsung berarti anak-anak diajak mengamati ukuran, tinggi dan berat benda, seperti sepatu, kotak, tinggi badan, berat badan, pohon, penggaris, panjang benang, sapu atau bola lalu membandingkan mana yang lebih besar atau lebih tinggi maupun lebih berat. Kunci kegiatan ini adalah keterlibatan anak dalam mengukur dan mengamati.
d.      Kecakapan Konstruksi
Kecakapan konstruksi merupakan kemampuan memecahkan masalah secara logis-strategis. Tujuan kegiatan ini adalah merangsang kepekaan kemampuan rancang bangun melalui tugas atau proyek membuat sesuatu, menyelesaikan suatu keutuhan bentuk. Media yang paling tepat digunakan antara lain puzzle, lego, bricks, balok, bombiq dan mainan bongkar pasang lainnya.
e.       Kemampuan Klasifikasi dan Serial 
     Kemampuan klasifikasi dan serial dapat dirangsang dengan mengelompokkan benda-benda berdasarkan ciri-ciri tertentu, seperti mengelompokkan balok berdaakan ukuran, mengelomokkan lego berdasarkan bentuk, mengelompokkan karet gelang berdasarkan warna dan lain-lain.


Previous
Next Post »