Standar Capaian Perkembangan Kognitif Anak Usia 3-4 Tahun

 


Usia TK merupakan usia dimana anak masih senang melakukan berbagai aktivitas bermain, karenanya kurikulum harus disusun dengan tidak meninggalkan sifat ini. Bermain dapat memberikan kesempatan pada anak untuk memahami dunia, berinteraksi dengan anak lain, mengekspresikan dan mengendalikan emosi, dan mengembangkan kemampuan simbolik sehingga anak aktif membangun pengetahuannya. Perkembangan akan semakin maju jika anak memiliki kesempatan untuk praktek ketrampilan-ketrampilan yang diperolehnya. Bermain akan banyak melibatkan anak dalam berbagai aktivitas, sehingga konsep-konsep yang akan diajarkan dapat ditangkap dengan cepat dan mampu bertahan lama dalam memori anak.
Perkembangan anak akan lebih meningkat, jika anak diberikan kesempatan untuk melatih keterampilan yang baru dan meningkatkan keterampilan yang sudah dimiliknya sekarang. Untuk itu, kurikulum yang berkelanjutan dapat memberikan pengalaman-pengalaman baru pada anak dengan tetap memakai pengalaman lamanya dalam pembelajaran. Prinsip ini mempertahankan pengalaman lama agar terus berkembangan dan memberikan pengalaman baru untuk dikembangkan. Pengalaman yang diberikan pada anak tidak boleh disamaratakan karena anak memilki cara belajar yang berbeda-beda dalam menemukan kompetensi yang sesuai dengan diri mereka dan dapat memperkuat area lain yang diperlukan.
Berikut ini beberapa contoh standar perkembangan dan perkembangan dasar untuk TK kelompok A pada aspek perkembangan kognitif:
Aspek perkembangan           KOGNITIF
Standar perkembangan        Anak mampu mengenal dan memahami berbagai konsep sederhana dalam kehidupan sehari-hari
Perkembangan Dasar           :
Dapat mengenal klasifikasi sederhana
1.      Mengelompokkan benda dengan berbagai cara yang diketahui anak, misal : menurut warna, bentuk, ukuran jenis dll.
2.      Menunjuk sebanyak-banyaknya benda, hewan, tanaman yang mempunyai warna, bentuk atau ukuran atau menurut ciri-ciri tertentu
Dapat mengenal konsep-konsep sains sederhana
3.      Mencoba menceritakan apa yang terjadi jika ; warna dicampur, proses pertumbuhan tanaman (biji-bijian, umbi-umbian, batang-batangan) balon ditiup lalu dilepaskan, benda-benda dimasukkan ke dalam air (terapung, melayang, tenggelam), benda-benda yang dijatuhkan (gravitasi) percobaan dg magnet, mengamati dg kaca pembesar, mencoba dan membedakan bermacam-macam rasa, bau dan suara
Dapat mengenal bilangan
4.      Membilang / menyebut urutan bilangan minimal dari 1 sampai 10.
5.      Membilang dg menunjuk benda (mengenal konsep bilangan dg benda-benda sampai 5).
6.      Menunjuk urutan benda untuk bilangan 1-5.
7.      Mengenal konsep banyak-sedikit, lebih-kurang, sama-tidak sama.
8.      Menghubungkan / memasangkan lambang bilangan dg benda sampai 5 (anak tidak disuruh menulis).
9.      Menunjuk 2 kumpulan benda yang sama jumlahnya, yang tidak sama, lebih banyak dan lebih sedikit.
10.  Menyebutkan hasil penambahan (menghubungkan 2 kumpulan benda).
11.  Menyebutkan kembali pengurangan (memisahkan kumpulan benda) dengan benda sampai 5.
Dapat mengenal bentuk geometri
12.  Mengelompokkan bentuk-bentuk geometri (lingkaran, segitiga, segiempat).
13.  Menyebutkan kembali benda-benda yang menunjukkan bentuk-bentuk geometri.
Dapat memecahkan masalah sederhana
14.  Mengerjakan maze (mencari jejak) yang sederhana.
15.  Menyusun kepingan puzzle menjadi bentuk utuh (4 sampai 6 keping).
16.  Mencari lokasi tempat asal suara.
17.  Memasangkan benda sesuai dengan  pasangannya.
18.  Menyebutkan sedikitnya 12 benda berikut fungsinya.
19.  Menceritakan informasi tentang sesuatu yang diperoleh dari buku.
20.  Menceritakan kembali suatu informasi berdasarkan ingatannya.
21.  Membedakan konsep kasar-halus melalui panca indera.
Dapat mengenal konsep ruang dan posisi
22.  Menyebutkan konsep depan-belakang-tengah, atas-bawah, luar-dalam, pertama-terakhir, keluar-masuk, naik-turun, maju-mundur
Dapat mengenal ukuran
23.  Membedakan konsep panjang-pendek, jauh-dekat melalui mengukur dengan satuan tak baku (langkah, jengkal, benang atau tali).
24.  Membedakan konsep berat-ringan, gemuk-kurus melalui menimbang benda dg timbangan buatan dan panca indra.
25.  Membedakan konsep penuh-kosong melalui mengisi wadah dg air, pasir, biji-bijian dll.
26.  Membedakan konsep tebal-tipis.
27.  Membedakan konsep tinggi-rendah.
28.  Membedakan konsep besar-kecil.
29.  Membedakan konsep cepat-lambat
Dapat mengenal konsep waktu
30.  Membedakan waktu (pagi, siang, malam)
31.  Menyebutkan nama-nama hari dalam satu minggu bulan dan tahun
Dapat mengenal berbagai pola
32.  Memperkirakan urutan berikutnya setelah melihat bentuk 2 pola yang berurutan. Misalnya merah, putih, merah, putih, merah, dan seterusnya.
33.  Meronce dengan merjan.
Dapat mengenal konsep pengetahuan sosial sederhana
34.  Menceritakan letak lokasi dari rumah ke sekolah
35.  Mengenal berbagai macam profesi (contoh : Dokter, Polisi, dll)
36.  Mengenal berbagai macam alat angkutan sederhana (contoh : mobil, motor dll).
Berdasarkan aspek perkembangan di atas, maka terlihat bahwa masing-masing bisa terdapat lebih dari satu hasil belajar maupun indikator dalam sebuah aspek pengembangan yang dihubungkan dengan tema. Hasil belajar dan indikator dalam aspek pengembangan yang dijabarkan tergantung dengan relevansinya terhadap tema. Pada Kukurulum Tingkat Satuan Pendidikan, guru dapat menambahkan beberapa indikator sesuai dengan keadaan dan potensi TK.
Sebagian besar TK/ RA menunjukkan sebuah lembaga pendidikan yang telah menyertakan kegiatan yang berorientasi kognitif dalam kegiatan pembelajaran di TK walaupun aspek pengembangan lain tetap dilakukan. Pengembangan kognitif dirancang melalui kegiatan bermain dan percobaan sederhana yang dapat menarik perhatian anak. Pada beberapa TK/RA, kegiatan kognitif hanya sebatas pada pelaksanaan kegiatan menyelesaikan Lembar Kerja Siswa (LKS). Hal ini tentu menyebabkan anak kurang tertarik dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Pengalaman yang bermakna yang diberikan guru dalam kegiatan pengembangan aspek kognitif menjadi kurang.
Kegiatan pengembangan pada aspek kognitif bersifat tematik, artinya setiap kegiatan yang dilaksanakan dapat dikaitkan dengan tema maupun indikator lain. Sebagai contoh, pada kegiatan dengan indikator Menunjuk sebanyak-banyaknya benda, hewan, tanaman yang mempunyai warna, bentuk atau ukuran atau menurut ciri-ciri tertentu dengan tema Binatang, maka guru dapat pula mengkaitkan dengan indikator lain misalnya indikator Membilang / menyebut urutan bilangan minimal dari 1 sampai 10. Adapun kegiatan yang dapat dilakukan adalah meminta anak untuk menunjukkan dan menyebutkan hewan yang berkaki empat dan berkaki dua dan menghitung jumlahnya.
Pada usia 3-4 tahun (kelompok A), kemampuan skema kognitifnya masih terbatas. Anak suka meniru perilaku orang lain. Perilaku yang ditiru terutama perilaku orang lain (khususnya orang tua dan guru) yang pernah ia lihat ketika orang itu merespons terhadap perilaku orang, keadaan, dan kejadian yang dihadapi pada masa lampau. Peserta didik mulai mampu menggunakan kata-kata yang benar dan mampu pula mengekspresikan kalimat-kalimat pendek secara efektif. Untuk itu, melalui kegiatan dan pengalaman yang menarik dalam pembelajaran, anak akan mudah mengingatnya sehingga membekas dalam pikiran mereka.
Previous
Next Post »